Mandar Kareba

Berani Menyampaikan...!!!

Saeyyang Pattuqduq

Kuda menari yang ditunggangi oleh anak yang tamat mengaji.

Festival Sungai Mandar III

Sebuah Festival tahunan yang menjadi media untuk mengkampanyekan peduli lingkungan

Perahu Sandeq

Perahu bercadik yang tercepat di Nusantara

Pulau Popoongan

Salah satu pulau yang terletak di Kec. Balak-Balakang Kab. Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

Gonda Mangrove Park

Objek Wisata bahari yang menawarkan indahnya terumbuh karang dan pesona mangrove.

Pantai Bahari Polewali

Tempat yang paling asyik untuk anak muda dan kalangan orang tua untuk bersantai.

Jumat, 20 Mei 2016

Di Mamuju, Kuliner Bau Peapi Jadi Menu Andalan Prasmanan Mandar

Bau Peapi Bulalia dan Bau Peapi Toppaq
Bau peapi yang merupakan salah satu kuliner khas mandar ini menjadi menu favorit di Prasmanan Mandar yang terletak di Jalan Pababari Mamuju. 

Prasmanan Kuliner Mandar Di Jalan Pababari
Foto : Mandar Kareba
Menggunakan Brand Kuliner Mandar
Foto : Mandar Kareba
Prasmanan yang terbuka setiap harinya ini menyajikan Kuliner Bau Peapi dari berbagai jenis ikan. Ada dari jenis ikan Bulalia ( Ikan Katombo ) dan Toppaq (Ikan Tuna Iris). Selain itu, di prasmanan ini juga menyediakan menu-menu kuliner  yang lain seperti ikan bakar, ayam rendang, sayur santan dan beberapa kuliner lainnya. Harganyapun sangat terjangkau, mulai dari 5 ribu/ekor sampai 10 ribu/ekornya. 

Beberapa Menu Yang Disajikan Di Prasmanan
Kuliner Mandar
Foto : Mandar Kareba
Ibu Rosmawati, kelahiran Tinambung Kab. Polewali Mandar mengaku lebih suka membuka usaha kuliner khas daerah, disamping karena merupakan kebanggaan juga karena pembuatannya gampang serta mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Ibu rosma sendiri sudah lama tinggal di Mamuju karena suaminya orang mamuju. 

Setiap harinyapun, Ibu Rosmawati yang merupakan pengelolah Mandar Prasmanan ini mengaku setiap harinya kewalahan meladeni pelanggang yang datang. Meskipun belum punya karyawan, tapi ibu Rosma masih mampu untuk mengelolahnya sendiri. 

Bau peapi sendiri merupakan kuliner kjas mandar yang dimana sebagian bahannya merupakan khas daerah seperti Minnaq Mandar ( Minyak Khas Olahan Masyarakat Mandar ) dan Lasuna Mandar ( Bawang Khas Mandar).

Bau Peapi Kuliner Khas Mandar
Foto : Mandar Kareba



Kamis, 19 Mei 2016

Pembukaan Festival Teluk Mandar Art Festival 2016 Dimeriahkan Dengan Pakkottau

Olahraga seni beladiri ini memikat wisatawan untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, termasuk Wakil Bupati Majene, Fahmi Massiara dan Ketua DPRD Majene, Darmansyah larut dalam hentakan kaki dan gerakan tangan sang Pakkottau saat pembukaan event Teluk Mandar Art Festival yang berlangsung di depan Gebung Assamalewuang, Kab Majene Rabu Sore, 18 Mei 2016. 

Nampak para pesilat sedang menunjukkan aksinya
di Pembukaan FTMA di Majene

Pakkottau atau Kottau adalah seni bela diri yang berasal dari daerah Mandar Sulawesi Barat. Diduga berkembang dan berhubungan dengan “kung tao” atau “kun tao” salah satu aliran bela diri yang berasal dari daratan Cina. Kuntao adalah salah satu dari jenis seni gaya bela diri yang ditemukan di Indonesia, Malaysia, pesisir Thailand dan bagian barat Filipina. Kuntao ini dibedakan dengan jenis Kungfu serta Wushu (istilah yang biasa digunakan pada jenis bela diri di Cina)

Kuntao yang berkembang di Indonesia khususnya telah mengalami perkembangan dan lebih mengedepankan seni dalam penyajiannya, ia kemudian menyimpang dengan perbedaan yang kontras dari asalnya di Cina. Istilah Kuntao sendiri merupakan konsep yang masih diperdebatkan, namun  seni bela diri ini digambarkan sebagai suatu seni pertahanan diri yang ditemukan di sebagian besar Asia tenggara dan berasal dari Cina. Istilah ini berasal dari Cina Fujian (Hokkian) dengan asal kata “Kun” yang berarti “Tinju” dan “Tao” yang berarti “Cara” atau “Metode”.

Pendapat yang cukup berbeda juga disampaikan oleh Liem Yoe Kiong (1960:215), dalam bukunya “Ilmu Silat” Kuntao bukanlah merupakan suatu bentuk bela diri. Hal ini mungkin akan terdengar aneh, namun Kuntao memiliki beberapa arti jika diambil secara harfiah. Kuntao jika diterjemahkan dalam bahasa resmi Cina atau Kou Yu menjadi Djuen Tho yang berarti “pukulan”. Namun karena masyarakat Tionghoa banyak menggunakan dialek Hokkian dan dominan berasal dari Cina selatan maka istilah Kuntao di identikkan dengan bela diri dan mulai disinonimkan denga silat 
Sumber :  GalerryKopiCoqboq

Rabu, 18 Mei 2016

Mamuju Butuh Perubahan : Balak-Balakang Butuh Perhatian Bukan Hanya Janji

Balak-Balakang tidak menginginkan pindah ke negeri seberang, mereka merasa orang MAMUJU seutuhnya. Mereka di Huni warga Sumare, Tapandullu, Tapalang Barat, Tubo, Sendana, Pamboang, Rangas dan masyarakat lainnya. 

Salah satu pulau yang ada di Balak-Balakang Kab. Mamuju
Foto : Mamuju Butuh Perubahan
Mereka ingat sejarah nenek moyang Mereka yang membuat mereka merasa orang mamuju orang mandar dan orang Sulbar. Mereka takkan pernah melupakan sejarah dua nama yaitu Pua' Biaya dan Pua' Aco yang pertama kali menempati pulau Ambo, Pulau Saboyang yang Melawan Suku Laut Bajo Kalimantan. Dua pahlawan pulau ini memukul mundur Suku Laut Bajo yang di tandai adanya gusung yang mereka namakan Gusung Bajo Mate. Pasukan suku Laut Bajo tersisa satu orang di Gusung Bajo Mate tempat pertumpahan darah perebutan pulau. Saru orang sisa suku laut Bajo telinganya dipotong dan disuruh kembali ke Kalimantan menyampaikan berita bahwa jangan " coba-coba kembali ke balak-balakang, kalau tidak ingin di kubur di pulau ini ". 

Sampai saat ini pun tidak ada yang berani kembali. Pua' Biaya dan pua' Aco bersepakat menyampaikan kepada raja Mamuju bahwa mereka berhasil menguasai Pulau. Padahal 2 pahlawan ini berasal dari Tubo Kab. Majene. Mungkin karena faktor mamuju yang terdekat maka mereka Memutuskan untuk menyatakan kepada raja Mamuju Bahwa pulau ini akan masuk wilayah pemerintahan Mamuju. Akhirnya pulau Balak-balakang dulunya Masuk wilayah otonomi Desa Sumare Kecamatan Mamuju dan Sekarang Menjadi Kecamatan tersendiri dengan Terbagi 2 Desa Yakni Balak-Balakang Induk dan Balak-Balakang Timur.
Balak-Balakang Timur terdiri dari : 
Pulau Ambo 
Pulau Tappilagaan
Pulau Seloan 
Pulau Labia 
Pulau Malamber besar 
Pulau Malamber kecil 
Pulau Lamudaan
Gusung Mara'dia dll

Balak-Balakang Induk terdiri dari. 
Pulau Popoongan 
Pulau Samataha 
Pulau Saboyang 
Pulau Salissingan 
Pulau Kamariang
Pulau Sumanga kecil dan Besar
Pulau Sabakkatang 
Gusung Durian dll

Intinya mereka inginkan perhatian lebih pemerintah dan jangan hanya janji. 

Kondisi sekolah yang ada di pulau Balak-Balakang Kab. Mamuju
Foto : Mamuju Butuh Perubahan

Pulau Ambo, Surga Wisata Yang Tersembunyi Di Mamuju

Akses Transportasi dan jarak yang cukup jauh serta hanya bisa ditempuh dengan perahu motor selama kurang lebih 4-5 jam membuat pulau ini tidak banyak diketahui oleh banyak orang tentang potensinya, ditambah minimnya ruang publikasi makin membuat pulau ambo tidak dapat dinikmati keindahan pulaunya yang sangat mengangumkan menyimpan surga wisata yang tidak kalah eksotik dengan beberapa tempat wisata bahari yang ada di Indonesia.

Pulau Ambo yang merupakan bagian dari Kec. Balak-Balakang
Kab. Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
Foto : Mamuju Butuh Perubahan
Pulau ambo yang kini menjadi Kecamatan Kepulauan Bala-balakang merupakan salah satu kecamatan termuda di Kabupaten Mamuju yang merupakan pemekaran dari kecamatan induk yaitu Kecamatan Simboro dan Kepulauan pada tahun 2010, dengan jumlah penduduk ± 530 KK.
Kepulauan Bala-balakang yang terletak sekitar 49,5 km dari Pusat Kota Mamuju dan secara secara geografis Kepulauan Bala-balakang sebagai salah satu wilayah administrasi Kabupaten Mamuju yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Timur dengan batas-batas wilayah Sebelah Utara Provinsi Kalimantan Timur, Sebelah Timur Kecamatan Simboro, Sebelah Selatan Selat Makassar, Sebelah Barat   Kabupaten Pasir Provinsi Kalimantan Timur.

Kecamatan Kepulauan Bala-balakang terdiri dari dua desa dan rencananya satu desa persiapan. Rata-rata jarak antara ibukota desa ke pusat pemerintahan kecamatan adalah Desa Bala-balakang 15 Mil Laut, Desa Bala-balakang Timur 60 Mil Laut, Desa Persiapan / Popo’ongan 20 Mil Laut. Rata-rata waktu jarak tempuh ke Pusat Pemerintah Kecamatan Desa Bala-balakang 2 jam, Desa Bala-balakang Timur 5 jam, Desa Persiapan / Popo’ongan, 3 jam.

Pulau Popoongan yang merupakan salah satu pulau yang ada di Kec. Balak-Balakang
Kab, Mamuju Prov.Sulawesi Barat
Foto : Mamuju Butuh Berubahan
Kepulaun luar kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat ini sangat mengagumkan dan menyimpan potensi wisata bahari yang sangat menawan, dari atas marcusuar kita dapat menikmati sejauh mata memandang disekeliling pulau pemandangan desa dan pantai. Selain itu juga warga masyarakatnya ramah dan sopan semakin menambah keelokan pulai ini dengan keindahan laut biru yang jernih, tumbuh karang yang masih alami serta pesisir pantai dengan pasir putih yang bersih serta adanya penangkaran Ikan karapu dan beberapa macam ikan dengan kwalitas ekspor, ditambah kehadiran udang lobster dan penyu yang banyak dijumpai disekitar pinggir laut lepas yang menjadi sabahat bagi siapa saja yang berenang, makin menambah daya tarik pulau ini. 

Menurut keterangan Bahtirar Salam yang juga kepala desa Bala-balakang Timur “Keindahan dan keelokan pulau ini sangat disayangkan karena kurangnya ruang publikasi dan tidak adanya perhatian lebih dari pemerintah, sehingga dapat dijadikan tujuan wisata bahari yang tidak kalah menarik dengan tempat-tempat wisata lainnya yang ada di Indonesia sehingga juga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakatnya”. Ungkap Bahtiar

Sumber : Malaqbi.com

Selasa, 17 Mei 2016

Festival Teluk Mandar Art Pertama Di Majene Siap Digelar Bulan Ini

Festival Teluk Mandar Art yang dimotori komunitas anak motor yakni V-Oric Majene, untuk pertama kalinya akan digelar di Kab Majene 18 sampai dengan 21 Mei 2016 mendatang. Festival yang bertajuk Teluk Mandar For World Heritage ini akan menampilkan beberapa pementasan  dari beberapa komunitas sanggar seni, tari dan teater yang  ada di Sulawesi Barat baik itu dari Pitu Ulunna Salu maupun dari Pitu Baqbana Binanga.



Sementara  panggungnya sendiri dirancang dari bambu dan menyerupai sebuah perahu raksasa dan didirikan di laut tepat berhadapan dengan gedung Assamalewuang.Soundsystem dengan kapasitas besar dan lighting akan melengkapi kemegahan panggung “Teluk Mandar Art Festival ini. 
Selain itu, juga dimeriahkan beberapa kegiatan lainnya seperi festival akustik, diskusi komunitas, bakti sosial, bantaran literasi dan beberapa kegiatan lainnya. Juga tak ketinggalan panitia menyediakan pameran-pameran yang untuk menambah minat wisatawan yang akan berkunjung ke acara tersebut. ***

Pantai Waitawar Kec. Balanipa Miliki Potensi Wisata Yang Menjanjikan

Objek wisata Pantai Waitawar, terletak kurang lebih 40 Km dari kota Polewali. Tepatnya di dusun Waitawar Desa Tammangalle Kec. Balanipa Kab. Polewali Mandar.

Pantai Waitawar Yang Terletak Di Desa Tammangalle
Kec. Balanipa Kab. Polewali Mandar

Pantai ini sendiri cukup bersih untuk dijadikan lokasi wisata pantai, sebab lokasi perumahan warga agak jauh jaraknya. Karena itu, limbah masyarakat tidak langsung dibuang ke pantai ini. Setiap hari saat sore ada banyak warga setempat apalagi anak-anak yang menghabiskan waktu dengan mandi-mandi dan bermain di tepi pantai Waitawar, sementara di hari minggu dan hari-hari libur waktu siang dan sore pantai ini sering dipadati pengunjung.

(Nampak anak-anak sedang menikmati laut pantai waitawar
Foto : Hasbi)

Mengapa dikatakan Pantai Waitawar ? Waitawar sendiri merupakan bahasa lokal setempat, bahasa Mandar yang artinya "Air Tawar". Namun bukan air lautnya yang tawar tetaapi terdapat sumur di sekitar pantai tersebut yang memiliki  airn sangat tawar bahkan beberapa orang meyakini air tersebut bisa jadi obat.

Salah satu kelebihan pantai ini adalah ia memiliki lokasi pantai yang sangat luas. Banyak dari siswa atau pemuda yang melaksanakan kegiatan workshop, diskusi, atau pelatihan outdoor, atau camping di pantai ini. Selain itu juga beberapa meter dari tepi pantai pantai Waitawar dillepas pantainya memiliki terumbu karang (koral) yang sangat cocok bagi pehobi snorkling. Satu hal yang harus dihindari di pantai ini adalah di larang keras berduaan apalagi di malam hari karena dapat berujung pada sanksi moral atau dengan pilihan digiring ke kantor KUA setempat.

Sumber : Kompa Dansa Mandar

Resep Bau Peapi Mandar, Warisan Leluhur Yang Lestari

Kuliner bau peapi Mandar yang selalu dirindukan 
oleh warga Mandar yang berada di perantauan
(Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar)

Pernah mencicipi masakan ikan dengan kuah yang kental bercampur minyak kelapa nan gurih? Bau Peapi Mandar mungkin adalah menu yang tepat untuk mengilustrasikan jenis kuliner tersebut. Kuliner ini adalah andalan suku Mandar, menu yang selalu dirindukan oleh orang-orang perantauan yang jauh dari tanah pusaka. Rasa gurih kuah yang meresap masuk jauh kedalam putih daging ikan menjadikannya suatu yang sangat didamba. Dan ketika mencicipi kuliner ini orang-orang Mandar seolah merasa kembali ke selera leluhur mereka. kuliner bau peapi mandar Kuliner bau peapi Mandar yang selalu dirindukan oleh warga Mandar yang berada di perantauan.

Berikut kami sajikan mengenai resep, bahan, dan cara membuat kuliner bau peapi Mandar Bahan :
1. Ikan jenis tuna (cakalang) baik yang telah diiris atau dalam keadaan utuh, atau jenis ikan lainnya (bandeng, kembung) juga bisa dijadikan sebagai bahan utama
2. Bawang Mandar segar, warga lokal biasa menyebutnya “lasuna Mandar” atau bawang daun, yaitu jenis bawang yang serupa dengan bawang jenis prei namun lebih pendek, memiliki daun yang agak panjang dan dijadikan bahan untuk dicampurkan dalam kuah ikan
3. Bawang merah, atau biasa disebut “lasuna mamea” sebagai bumbu dasar
4. Cabe rawit atau “cawe-cawe keccuq”
 5. Cabe besar atau “cawe-cawe kaiyyang”
6. Asam mangga yaitu asam yang terbuat dari mangga dan telah melalui proses pengeringan, di Mandar biasa disebut “pammaissang”
7. Kunyit atau “asso”
8. Minyak kelapa, diutamakan yang berasal dari jenis “minna Mandar” dengan tigkat lemak yang cukup tinggi (sangat khas)
9. Garam (secukupnya)
10. Merica (jika ingin lebih pedas)
Catatan : sebaiknya menggunakan periuk atau kuali yang terbuat dari tanah liat untuk lebih memperkuat cita rasa alaminya, dan memasaknya dengan kayu bakar untuk mendapatkan sensasi alamnya. bawang daun lasuna mandar Jenis bawang daun atau sering disebut "lasuna Mandar" oleh warga lokal

Jenis bawang daun atau sering disebut "lasuna Mandar" oleh warga lokal (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar)


Adapun mengenai cara membuat kuliner bau peapi Mandar ini dapat dijelaskan secara sederhana dalam beberapa langkah berikut ini :
1. Cucilah ikan terlebih dahulu sampai bersih
2. Setelah itu cuci asam mangga “pammaissang” dan sisa airnya dituang ke tempat ikan yang telah dicuci untuk menghilangkan rasa amisnya.
3. Haluskan garam secukupnya (jika memakai garam kasar) di ulekan sampai halus jika anda menggunakan garam halus maka tak perlu dihaluskan lagi.
4. Masukkan cabe rawit, cabe besar dan bawang merah ke dalam ulekan dan haluskan.
5. Lalu tuang air “pammaissang” pada ikan tadi, dan masukkan ke dalam kuali.
6. Masukkan bumbu yang telah dihaluskan sebelumnya (dalam ulekan)
7. Masukan bawang daun “lasuna Mandar” yang telah diiris tipis berserta dengan daunnya yang dipotong-potong kecil
8. Masukkan kunyit secukupnya
9. Masukkan minyak kelapa Mandar 4 sendok makan (atau sesuai selera), jika anda ingin rasanya lebih gurih maka bisa ditambahkan lebih banyak.
10. Lalu ratakan bumbu yang telah dimasukkan dalam kuali dengan ikannya, pastikan tercampur rata (hati-hati jangan sampai ikannya hancur )
11. Masukkan air secukupnya ( sesuaikan dengan jumlah garam yang ada)
12. Rebus beberapa menit (dalam kuali tanah liat)
13. Ketika ikannya mendidih anda bisa menambahkan penguat rasa didalamnya (tergantung selera) 

Adanya penambahan elemen minyak kelapa khas Mandar yang dibuat dengan teknik-teknik tradisional membuat kandungan lemak yang sangat tinggi dalam minyak ini menjadi penguat rasa gurih dalam kuah bau peapi Mandar. Maka kemudian jika anda ingin membuat masakan ini tanpa menggunakan minyak khas ini maka dapat dijamin anda tidak akan mendapatkan rasa yang sesungguhnya.

Sementara minyak makan yang beredar dipasaran saat ini adalah sebagian besar dari bahan kelapa sawit dengan bahan kandunga lemak yang telah disaring sedemikian rupa. Puncak kelezatan kuliner bau peapi khas Mandar adalah pada paduan bumbu, asam mangga, minyak dan kesegaran ikan yang menyatu dimana beberapa dari bahan tersebut hanya dapat dengan mudah ditemukan dalam wilayah-wilayah Mandar, jika anda diluar wilayah itu anda mungkin harus sedikit berjuang untuk mendatangkan bahan baku yang asli.

Sumber : http://www.kompadansamandar.or.id/kuliner/384-resep-bau-peapi-mandar-warisan-leluhur-yang-lestari.html